Penggunaan Mutu Beton K100 yang sering Diaplikasikan dalam Bidang Konstruksi
Mutu Beton K100 merupakan beton dengan klasifikasi paling rendah yaitu kelas 1. Pemanfaatan beton ini digunakan sebagai bahan bangunan non struktural. Pemakaian mutu beton diterapkan dengan melakukan pengecoran tanpa mengandung unsur struktural seperti pembesian. Kelas mutu K100 memiliki maksud penamaan tersendiri.
Istilah K merupakan singkatan dari karakteristik yang menunjukkan kuat tekan beton tiap meter persegi. Sedangkan, angka 100 merupakan ukuran berat yaitu kilogram. Maka istilah K100 merupakan mutu beton yang memiliki kuat tekan mencapai 100 kilogram per meter persegi.
Penggunaan Mutu Beton K100
Pemakaian mutu beton K100 biasa dimanfaatkan dalam pekerjaan ringan. Namun, mutu beton ini tidak diperuntukkan pada pekerjaan khusus yang memerlukan penulangan. Hal ini membuat pemakaiannya berbeda dengan kualitas ready mix. Penerapan kualitas beton ini seperti, lantai kerja, pabrik maupun dinding di kantor. Komponen-komponen tersebut merupakan jenis non struktural.
Kebanyakan komponen tersebut menerima beban struktur sehingga pengerjaan membutuhkan menghitung khusus dengan kriteria tertentu pada materialnya. Penggunaan kualitas beton memang diperuntukkan sebagai pondasi, balok, sloof, pelat lantai, ring balok dan lain sebagainya. Terkadang beton non struktural tidak menerima beban struktural.
Kegunaannya diperuntukkan sebagai partisi maupun penguat. Selain itu, tidak menerima beban vertikal terlalu berat. Pemakaiannya biasa digunakan untuk balok kanopi, kolom praktis, balok lintel dan lain sebagainya. Berikut beberapa pemakaian mutu beton K100 :
-
Pelat Lantai
Pelat lantai merupakan lantai tidak terletak di atas tanah secara langsung. Lantai ini difungsikan sebagai pembatas antara tingkat yang satu dengan lainnya. Pelat ini ditumpu oleh beberapa balok dan kolom bangunan. Tingkat ketebalannya sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Beberapa diantaranya, besaran lendutan, lebar bentangan atau jarak anrae balok pendukung dan penggunaan bahan material.
Konstruksi pelat lantai diperoleh dari berbagai jenis bahan material. Beberapa diantaranya yaitu, beton, kayu, baja. Penggunaan beton juga dimanfaatkan sebagai pelat lantai. Hal ini dikarenakan campurannya terdiri atas semen portland, air dan agregat kasar. Pemakaian beton memiliki tingkat kuat tekan tinggi tapi memiliki kuat tarik lemah.
Fungsi pelat lantai dapat dimanfaatkan sebagai pemisah pada ruang bawah tanah. Selain itu, digunakan sebagai tempat pijakan, penempatan kabel maupun lampu dan peredam suara. tidak hanya itu, pelat lantai membantu meningkatkan kekakuan pada bangunan.
-
Atap Bangunan
Atap merupakan bagian penting pada bangunan sebagai penutup ruangan secara keseluruhan. Fungsinya adalah sebagai komponen pelindung dari bebagai macam cuaca dari atas. Bagian atap bangunan merupakan bagian penahan dan mengalirkan beban yang berasal dari penutup atap.
Konstruksi pada rangka atap merupakan bagian atas pada bangunan yang mempunyai struktur rangka batang. Struktur ini diletakkan pada sebuah bidang dan saling terhubung antar sendi di bagian ujung. Rangka ini terbuat dari beton, baja, kayu maupun baja ringan yang umum dipakai di Indonesia.
Bahan yang digunakan untuk menutup atap juga sangat beragam. Beberapa diantaranya terbuat dari, genteng beton, keramik, seng bergelombang, galvalum, asbes dan cor pelat beton.
Penggunaan bahan penutup atap terbuat dari genteng metal dengan bobot ringan dan tipis. Selain itu, atap ini tahan lama dan tidak mudah mengalami perkaratan. Bahan penutup juga dibuat dari bahan alami diantaranya, atap sirap, kayu ulin dan tumbuhan lainnya.
Pemakaian mutu beton pada pembuatan penutup atap terbuat dari mutu beton K100. Tiap bahan yang digunakan sebagai penutup atap dapat mempengaruhi tingkat kemiringannya. Kemiringan atap paling kecil sekitar 5 derajat dan maksimal sekitar 60 derajat. Apabila kemiringan mencapai 35 derajat, pengaliran air hujan menjadi tidak lancar.
Hal tersebut dapat menyebabkan air merembes pada genteng. Apabila kemiringan terlalu besar maka dapat menimbulkan genteng terlepas. Maka dari itu genteng harus disekrup, apabila penutup atap terbuat dari bahan seng maupun aluminium. Maka sebaiknya kemiringan atap dapat dibuat kurang dari 180 derajat.
Penggunaan mutu beton K100 diperuntukkan pada bangunan non struktural. Kualitas beton memang dianggap lebih rendah. Selain itu, pemeriksaan pada mutu beton hanya dilakukan pada bahan yang digunakan. Tidak ada pemeriksaan maupun pengaplikasian secara khusus. Pemeriksaan tersebut hanya diperuntukkan pada kualitas beton tinggi, terutama mutu beton yang digunakan untuk bangunan struktural.
Ulasan
Belum ada ulasan.